Selasa, 29 September 2009

Tiga Tingkatan Yakin


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

   

KISAH-KISAH MONUMENTAL 

  DALAM AL-QURAN

  Tiga Tingkatan Yakin   
  
oleh 
Ki Langlang Buana Kusuma

Upaya-upaya manusia selama hidupnya untuk memperoleh apa yang dikemukakan oleh syaitan dan yang didambakan oleh hawa-nafsunya itulah yang membuat mereka mengalami kebutaaan ruhani di dunia ini dan di alam akhirat nanti, padahal menurut Allah Ta’ala apabila manusia benar-benar mempergunakan mata ruhaninya maka dalam mengusahakan apa yang didambakan oleh hawa-nafsunya tersebut, manusia dengan ‘ilmul-yaqiin akan dapat mengetahui neraka jahannam di dalam kehidupannya di dunia ini juga, dan setelah kematiannya di alam barzah akan melihat neraka jahannam dengan ‘ainul- yaqin , sedangkan pada Hari Kebangkitan dengan mereka akan mengalaminya dengan haqqul-yaqin, firman-Nya:
[Telah melalaikan kamu persaingan satu sama lain] dalam upaya memperbanyak [harta dan kekuasaan] sehingga kamu sampai di kuburan. Sekali-kali tidak demikian! Segera kamu akan mengetahui, lagi, sekali-kali tidak demikian! Segera kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak! Jika kamu mengetahui dengan ilmu yakin kamu pasti akan melihat Jahannam [di dunia ini juga], kemudian kamu pasti akan melihatnya dengan mata yakin. Kemudian kamu pasti akan ditanya (diminta pertanggungjawaban) pada hari itu tentang setiap nikmat. (At-Takatsur [102]:1-9).
Ketamakan dan hasrat berlebihan pada manusia untuk mengungguli orang lain dalam jumlah kekayaan, kedudukan dan gengsi merupakan penyebab utama segala kesulitan manusia dan merupakan penyebab kelalaian manusia terhadap nilai­-nilai hidup yang lebih tinggi. Hal-hal itulah yang senantiasa dikemukakan syaitan dalam upaya menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan dan kebinasaan.
Merupakan kemalangan manusia yang sangat besar bahwa nafsunya untuk memperoleh barang-barang duniawi tidak mengenai batas dan tidak menyisihkan waktu sedikit pun untuk memikirkan Allah Ta’ala dan alam akhirat. Ia tetap asyik dengan hal-hal tersebut, hingga maut (kematian) merenggutnya, dan baru pada saat itulah ia menyadari, bahwa ia telah menyia-nyiakan hidupnya yang sangat berharga dalam mengejar-ngejar sesuatu yang tiada gunanya itu.
Pengulangan dalam ayat 5 bertujuan menambahkan tekanan pada dan membuat lebih ampuh peringatan yang terkandung dalam Surah ini. Atau, Surah ini dapat ditujukan kepada pembalasan yang akan datang di belakang kesibukan manusia. yang secara membabi-buta berusaha memperoleh barang-barang duniawi di dalam kehidupan ini.
Seandainya manusia mempergunakan akal sehatnya dan mempergunakan ilmu yang dimilikinya, niscayalah ia akan melihat neraka Jahannam sungguh-sungguh menganga di hadapan matanya sendiri di dunia ini juga, yaitu ia akan mengetahui bahwa kesibukannya dalam mengejar kebesaran, kemegahan, dan keuntungan kebendaan dalam kehidupan sementara ini menyebabkan kehancuran total akhlaknya
Ayat-ayat 5-8 tidak meninggalkan syak sekelumit pun mengenai awal kehidupan neraka di dalam dunia ini juga. Neraka di akhirat itu sebenarnya disediakan di dunia ini, yang tersembunyi dari mata manusia, tetapi dapat dikenal dengan perantaraan ilmul-yaqinmerenungkannya. (keyakinan berdasarkan ilmu) oleh mereka yang
Ayat-ayat ini menggambarkan tiga tingkat keyakinan manusia bertalian dengan neraka, yaitu (1) 'ilmulyaqin atau keyakinan yang diperoleh berdasarkan ilmu dengan mengambil kesimpulan; (2) 'ainulyaqin, yaitu keyakinan dengan perantaraan atau berdasarkan penglihatan; dan (3) haqquIyaqin, yaitu keyakinan berdasarkan pengalaman sendiri.
'Ilmulyaqin dapat diperoleh di dunia ini juga dengan mengambil kesimpulan oleh mereka yang merenungkan dan menekuni hakikat kejahatan, namun sesudah mati ia akan melihat neraka dengan mata kepala sendiri, sedang pada Hari Kebangkitan ia akan menghayati sepenuhnya haqqulyaqin dengan benar-benar mengalami setelah masuk ke dalam neraka.
Berbagai Jajaring Penghadangan yang
Dilakukan Iblis di Jalan Allah Ta’ala

Terjadinya kerusakan dan pertumpahan darah akibat penentangan iblis terhadap Adam -- sebagaimana yang disinyalir oleh para malaikat sehubungan dengan kehendak Allah Ta’ala menjadikan seorang Khalifah di muka bumi (Qs.2:31) -- pada hakikatnya erat sekali hubungannya dengan keserakahan para penentang nabi Allah dalam upaya mereka mempertahanan kemapanan mereka dalam kekayaan dan kekuasaan duniawi yang selama itu mereka menikmatinya, karena dalam hatinya mereka menyadari bahwa dengan adanya seorang Khalifah Allah maka dominasi mereka selama itu akan kekayaaan dan kekuasaan duniawi akan sirna, sebagaimana firman-Nya sebelum ini berkenaan tekad iblis untuk melakukan penghadangan di jalan Allah Ta’ala terhadap para pengikut Adam a.s.:
Ia berkata, "Disebabkan Engkau telah menyatakan aku sesat maka pasti aku akan duduk menghadang mereka di jalan Engkau yang lurus, kemudian pasti akan kudatangi mereka dari depan mereka, dari belakang mereka, dari kanan mereka dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka yang bersyukur." Dia berfirman, "Ke­luarlah darinya [dalam keadaan] terhina dan terusir. Sesungguh­nya barangsiapa dari antara mereka akan mengikuti engkau, niscaya akan Aku penuhi Jahannam dengan kamu sekalian."Al-A’raaf [7]:17-19). Lihat pula a(15 : 40; 38 : 83). b(11 : 20; 15 : 43. 44; 32 : 14; 38 : 86). (
Mengenai ancaman iblis untuk melakukan penghadangan di jalan Allah tersebut dijelaskan pula dalam firman-Nya berikut ini:
Dia berfirman, "Pergi­lah! Maka barangsiapa mengikuti engkau dari antara mereka, niscaya jahannamlah balasan bagi kamu sekalian, suatu balasan yang penuh. Dan bujuklah siapa dari antara mereka yang engkau sang­gup membujuk dengan suara engkau, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda engkau dan pasukan berjalan-kaki engkau dan berserikatlah dengan mereka dalam harta dan anak-anak, dan berjanjilah kepada mereka.” Dan syaitan tidak menjanjikan kepada mereka selain tipu-daya. “Sesungguhnya hamba­-hamba-Ku, tidak ada bagi engkau kekuasaan atas mereka. Dan cukuplah RabbPelindung. (Bani Israil [17]:64-66). (Tuhan) engkau sebagai
Ayat ini menguraikan jaringan godaan-godaan dan bujukan-bujukan yang diancamkan oleh iblis dan syaitan, yaitu tiga macam daya-upaya yang dilakukan oleh putera-putera kegelapan untuk membujuk manusia supaya menjauhi jalan kebenaran:
(1) mereka berusaha menakut-nakuti orang-orang miskin dengan ancaman akan mempergunakan kekerasan terhadap mereka;
(2) mereka mempergunakan tindakan-tindakan yang lebih keras terhadap mereka yang tidak dapat ditakut- takuti. dengan cara ancaman, yaitu dengan mengadakan persekutuan-persekutuan untuk tujuan melawan mereka dan mengadakan serangan bersama terhadap mereka dengan secala cara;
(3) mereka mencoba membujuk orang-orang kuat dan yang lebih berpengaruh dengan tawaran akan menjadikannya pemimpin mereka asalkan saja mereka tidak akan membantu lagi pihak kebenaran.

Ketiga macam daya-upaya yang dilakukan oleh Iblis dan sekutu-sekutunya terhadap Adam a.s. dan para pengikutnya itulah yang mengakibatkan timbulnya kerusakan dan menumpahkan darah di muka bumi, sebagaimana yang dikemukakan para malaikat, firman-Nya:
Dan [ingatlah] ketika Rabb (Tuhan) engkau berfirman kepada para malaikat. "Sesungguhnya Aku hendak men­jadikan seorang khalifah di bumi." Berkata mereka, "Apakah Engkau akan menjadikan di dalamnya orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan akan menumpahkan darah? Padahal kami bertasbih dengan pujian Engkau dan kami menguduskan Engkau." Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui.” (Al-Baqarah [2]:31).

(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran, editor Malik Ghulam Farid 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar