Kamis, 01 Oktober 2009

Kedengkian Saudara-saudara Nabi Yusuf a.s.


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

 

  KISAH-KISAH MONUMENTAL 

  DALAM AL-QURAN


  Kedengkian Di Kalangan Bani Israil :
Kedengkian saudara-saudara Nabi Yusuf a.s.
oleh  


Ki Langlang Buana Kusuma


Kami ceriterakan kepada engkau (Rasulullah) sebaik-baiknya kisah dengan mewahyukan kepada engkau Al-Quran ini, walaupun engkau sebelumnya termasuk orang-orang lalai. [Yaitu] ketika Yusuf berkata kepada ayahnya (Yaqub), "Ya ayahku, sesungguhnya aku lihat dalam mimpi sebelas bintang, matahari dan bulan, aku lihat mereka bersujud kepadaku." Ia (Ya’qub) berkata, "Hai anak-ku, janganlah engkau ceriterakan mimpi engkau kepada saudara-saudara engkau, maka nanti mereka mengada­kan makar untuk memperdayakan engkau, sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Dan demikianlah Rabb (Tuhan) engkau akan memilih engkau dan akan mengajar engkau ta'bir mimpi-mimpi dan akan me­nyempurnakan nikmat-Nya atas engkau dan atas keturunan Ya'qub, seperti Dia telah me­nyempurnakannya atas kedua bapak engkau dahulu, Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Rabb (Tuhan) engkau Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." (Yusuf [12]:4-7).

Kedengkian yang terjadi di kalangan Bani Israil dimulai dengan kedengkian saudara-saudara tua Nabi Yusuf a.s. terhadap beliau, karena mereka menganggap ayah mereka, Nabi Ya’qub a.s., telah bertindak tidak adil (pilih kasih). Mereka menganggap Nabi Ya’qub a.s. lebih menyintai Nabi Yusuf a.s. dan adiknya (Benyamin) daripada menyintai mereka, padahal menurut mereka -- kedudukan mereka sebagai kakak Nabi Yusuf a.s. dan jumlah mereka yang lebih banyak -- seharusnya lebih layak dicintai daripada Nabi Yusuf a.s. dan adiknya, sebagaimana firman-Nya:
Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya (Yaqub), "Ya ayahku, sesungguhnya aku lihat dalam mimpi sebelas bintang, matahari dan bulan, aku lihat mereka bersujud kepadaku." Ia (Ya’qub) berkata, "Hai anak-ku, janganlah engkau ceriterakan mimpi engkau kepada saudara-saudara engkau, maka nanti mereka mengada­kan makar untuk memperdayakan engkau, sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia. (Yusuf [12]:5-6). Lihat Bible (Kejadian 32:37-11).
Menurut Bible, Nabi Ya’qub a.s. dari 4 orang istri beliau memiliki 12 orang putera. Dari istrinya yang bernama Lea lahir 6 orang anak: (1) Ruben, (2) Simeon, (3) Lewi, (4) Yehuda, (5) Isakhar dan (6) Zebulon. Dari Bilha lahir 2 orang anak: (7) Dan, (8) Naftali. Dari Zilfa lahir 2 orang anak: (9) Gad, (10) Aser. Sedangkan dari istri Nabi Ya’qub a.s. yang bernama Rahel lahir 2 orang anak: (11) Nabi Yusuf a.s., dan (12) Benyamin. (Kejadian 35:22b-26).

Pengulangan Kedengkian Iblis terhadap Adam

Ada pun yang menjadi sebab mengapa riwayat Nabi Yusuf a.s. diturunkan kepada Nabi Besar Muhammad saw. begitu rinci ialah, karena riwayat itu mengandung banyak sekali isyarat berupa kabar gaib mengenai kehidupan beliau saw. sendiri. Seluruh riwayat itu seolah­-olah akan terulang kembali dalam kehidupan Nabi Besara Muhammad saw. sendiri dan dalam kehidupan sanak-saudara beliau, kaum kafir Quraisy.
Nabi Yusuf a.s. adalah putra kesebelas dari dua belas putera Nabi Ya'qub a.s. (yang disebut juga Israil). Nabi Yusuf a.s. adalah putra sulung dari antara kedua putera dari istri beliau yang bernama Rakhel. Arti yang diberikan kepada nama Yusuf itu ialah "akan menambahi" yakni “Tuhan akan menambahi bagiku dengan seorang laki-laki yang lain pula" (Kejadian 30:24). Rakhel meninggal dunia setelah melahirkan Benyamin. (Kejadian 35:16-20).
Bible mula-mula menyebut matahari dan bulan, sesudah itu sebelas bintang sebagai bersembah sujud kepada Nabi Yusuf a.s. (Kejadian 37:9), tetapi Al-Quran membalikkan urutannya. Dan peristiwa yang sebenarnya menurut sejarah menguatkan urutan yang dipakai oleh Al-Quran, sebab saudara­-saudara Nabi Yusuf a.s. (sebelas bintang) itulah yang pertama-tama berjumpa dengan beliau di Mesir dan bersembah sujud kepada beliau, sedang ayah-bunda beliau datang kemudian dan bersembah sujud. Ayat ini mengandung arti, bahwa ayah-bunda dan saudara-saudara Nabi Yusuf a. s. akan tunduk kepada kekuasaan beliau di Mesir.
Nama Ya’qub diterangkan dalam Bible sebagai "sang perebut" (Kejadian 27:36). 27:36). Menurut pendapat kritis yang berlaku sekarang Yaakob (Ya'kub) itu sesungguhnya bentuk kependekan dari Ya'akobel, yang mengandung beberapa arti seperti "Tuhan mengikuti" atau "Tuhan memberi pahala." Nabi Ya'qub a.s. adalah putra Nabi Ishaq a.s. dari Ribkah, dan cucu Nabi Ibrahim a.s., Nabi Ishaq a.s. adalah leluhur kaum Bani Israil dan terkenal sebagai Datuk ketiga (Enc. Bib, & Jew. Enc.).
Mengenai terjadinya suasana kebencian di kalangan putera-putera Nabi Yaqub a.s. tersebut Allah Ta’a berfirman:
Sungguh di dalam peristiwa Yusuf dan saudara‑saudaranya benar-benar merupakan Tanda-tanda bagi orang-orang yang bertanya. Ketika mereka berkata, "Yusuf dan saudaranya benar-benar lebih dicintai oleh ayah kita dari­pada kita, padahal kita sekelompok yang kuat. Sesungguhnya ayah kita benar-benar dalam kekeliruan yang nyata. [Karena itu] bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke negeri lain, supaya perhatian ayah kamu kepada kamu saja, dan sesudah itu kamu menjadi kaum yang shalih." Berkatalah seorang pem­bicara di antara mereka, "Janganlah kamu bunuh Yusuf, dan lemparkanlah dia ke dasar sumur yang dalam, maka beberapa orang musafir akan memungutnya, seandainya kamu mau berbuat sesuatu." (Yusuf [12]:8-11).
Di dalam Bible dikemukakan, bahwa Nabi Ibrahim a.s. telah diberitahu oleh Allah Ta’ala mengenai salah satu cabang keturunan beliau -- yakni Bani Israil -- bahwa mereka akan menjadi orang asing di suatu negeri dan akan diperbudak serta dianiaya selama 400 tahun lamanya (Kejadian 15:12-14).
Sehubungan dengan hal itu tentu Nabi Ya’qub a.s. pun sudah mengetahui pula hal tersebut, dan itulah sebabnya ketika beliau mendengar mimpi Nabi Yusuf a.s. telah berpesan agar tidak menceritakan mimpi tersebut kepada saudara-saudaranya.
Dalam kisah ini terjadi pengulangan peristiwa kedengkian Iblis terhadap Adam yang masing-masing diperankan oleh saudara-saudara tua Nabi Yusuf a.s. dan Nabi Yusuf a.s. sendiri. Yakni ketika mereka merasakan bahwa sikap Nabi Ya’qub a.s.. lebih memperhatikan Nabi Yusuf a.s. dan adiknya (Benyamin) mereka menjadi marah, karena Nabi Ya’qub a.s. bukannya lebih mencintai mereka -- yang menurut mereka lebih unggul daripada Nabi Yusuf a.s. dalam segala segi: “padahal kita sekelompok yang kuat. Sesungguhnya ayah kita benar-benar dalam kekeliruan yang nyata.”-- tetapi malah Nabi Yusuf itulah yang telah menawan rasa kasih ayah mereka dan telah menjadi pusat perhatiannya.
Oleh karena itu mereka menganggap Nabi Ya’qub a.s. telah bertindak keliru, seperti juga anggapan Iblis telah menganggap, tindakan Allah Ta’ala telah memerintahkan para malaikat -- termasuk Iblis -- untuk sujud kepada Adam (Qs.2:31-35) keliru, na’udzubillaahi min dzaalik, sebab iblis beranggapan bahwa ia lebih mulia daripada Adam, firman-Nya:
Sungguh Kami benar-benar telah menciptakan kamu, lalu Kami membentuk kamu kemudian Kami berfirman kepada para malaikat, "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis, dia tidak termasuk mereka yang bersujud. Dia berfirman: "Apakah yang menghalangi engkau untuk sujud ketika Aku memerintahkan engkau?” Ia berkata, "Aku lebih baik daripada dia, Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah liat" (Al A’raaf [7]:12-13). Qs.15:33-34; Qs.38:76-78).
Begitu pulalah keadaan para pemimpin kaum Quraisy yang mengatakan, bahwa Al-Quran seharusnya diturunkan kepada salah seorang dan antara orang-orang terkemuka dari Mekkah atau Thaif (Qs.43: 2). Mereka pun memandang Nabi Besar Muhammad saw. terlalu rendah untuk memperoleh kedudukan mulia sebagai nabi. Jadi, persis seperti saudara-saudara Nabi Yusuf a.s. yang bersekongkol untuk membunuh beliau, orang-orang Quraisy pun berkomplot untuk membunuh Nabi Besar Muhammad saw. (Qs.8:31).(Bersambung).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar